Jembatan Selat Sunda (JJS), Benarkah Sulit Terealesasi?

Pixabay.com

Jembatan Selat Sunda yang lebih dikenal dengan julukan dan singkatannya yaitu JJS adalah sebuah maha proyek pembangunan jembatan dimana wacananya akan melintas sebagai penghubung Pulau Jawa dan Sumatra. Sebenarnya proyek ini sudah sejak lama digagas yakni sekitar tahun 1960an dimana saat ini tengah menjadi bagian dari proyek Trans Asia Railway dan Trans Asia Highway.

Secara keseluruhan, panjang jembatan mencapai 31 km dan lebarnya 60 m. Setiap sisinya memiliki 3 lajur khusus untuk kendaraan roda 4 beserta lajur ganda untuk  kereta api dengan maksimum ketinggiannya dari permukaan air mencapai 70 m. Direncanakan dana untuk terlaksananya proyek ini berasal dari pembiayaan konsorsium dan memakan biaya kisaran 100 triliun rupiah dimana akan dipimpin oleh PT Bangungraha Sejahtera Mulia.

Simpang Siur Proyek Jembatan Selat Sunda

Hingga saat ini masih belum dikabarkan titik terang atas upaya pembangunan jembatan ini. Kabar paling terkini menyatakan bahwa Presiden ke-7 Indonesia Presiden Joko Widodo belum menyetujuinya dengan berbagai pertimbangan dari sejumlah aspek tertentu. Salah satunya adalah bila jembatan ini dibangun maka nantinya kesejahteraan rakyat Indonesia di daerah sekitar Bakauheni dan Merak akan sulit tercapai.

Gambaran paling ideal adalah seperti misal nantinya harga tanah akan berlipat ganda mengalami kenaikan dari harga semula dan masyarakat yang berada di sekitar pelabuhan nantinya tak lagi dapat membuka usaha disana disebabkan oleh lalu lintas yang tadinya menggunakan kapal laut yang ada di pelabuhan Bakauheni dan Merak akan segera beralih memanfaatkan Jembatan Selat Sunda tersebut. Tentu saja masyarakat lebih memilihnya karena lebih cepat serta biaya yang dibayar untuk transportasi antar pulau lebih murah terlebih bila jalan tol trans Jawa dan Sumatra seluruhnya tersambung. Disamping itu, bila memang tetap dibangun maka perkembangan ekonomi negara ini seakan-akan akan hanya terpusat di pulau Jawa, Bali dan Sumatra.

Beberapa waktu lalu, para pengusaha yang berada dibawah Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia atau Gapensi telah kembali menggulirkan gagasan atas pembangunan jembatan ini. Hal ini atas pertimbangan telah terbangunnya tol yang ada di Sumatera dan Jawa yang mana telah menjadi kebutuhan. Akan tetapi, lagi-lagi gagasan ini masih dirasa jauh dari harapan oleh karena memang sejak awal dicetuskannya proyek ini memakan modal ditaksirkan mencapai 100 triliun rupiah. Oleh sebab itulah mengapa proyek ini sulit untuk direalesasikan.