Obat Usus Buntu Secara Medis

pexels.com

 

Pada dasarnya obat untuk peradangan usus buntu atau dalam medis dikenal dengan apendiksitis bergantung pada bagaimana kondisi pasien. Meski demikian, rencana perawatan yang direkomendasikan oleh dokter untuk penderita radang usus buntu biasanya adalah meliputi operasi penghapusan usus buntu atau dikenal dengan apendiktomi, drainase jarum atau operasi untuk mengalirkan abses, penggunaan antibiotik, pemberian analgetik atau obat penghilang rasa sakit, dan pemberian cairan secara intravena untuk proses diet cairan.Treatmen tersebut bisa digunakan satu atau lebih pada pasien.

 

Dalam kasus yang jarang terjadi, apendiksitis mungkin membaik tanpa operasi. Meski begitu, mayoritas penderita usus buntu akan perlu operasi apendiktomi untuk menghapus bagian yang sudah mengalami peradangan bahkan infeksi. Jika dokter menemukan pasien yang memiliki abses dengan kondiai belum pecah, dokter masih bisa mencoba mengobati abses tersebut sebelum memutuskan untuk menjalani operasi dengan memberikan antibiotik. Selanjutnya para dokter biasanya akan menggunakan jarum dan selang kecil untuk membersihkan abses atau nanah yang berada pada usus buntu sehingga dapat mengurangi keparahan infeksi.

 

Untuk mengobati radang usus buntu, dokter akan dapat menggunakan jenis operasi yang dikenal sebagai apendiktomi. Selama prosedur ini, mereka akan menghapus daerah yang mengalami peradangan. Jika usus buntu sudah pecah, para dokter juga akan membersihkan rongga perut pasien untuk membersihkan sisa abses yang mungkin menyebar di daerah perut. Dalam beberapa kasus, dokter juga dapat menggunakan teknik laparoskopi untuk melakukan operasi invasif secara minimal. Dalam kasus lain, dokter juga mungkin harus menggunakan operasi terbuka untuk membersihkan penyebaran abses yang luas. Sama halnya seperti operasi lainnya, ada beberapa risiko yang terkait dengan apendiktomi. Namun, risiko apendiktomi jauh lebih kecil dari pada risiko radang usus buntu yang tidak segera diobati. Dalam penjelasan tersebut, bisa disimpulkan bahwa setiap tindakan dan obat yang akan diberikan kepada penderita mempertimbangkan berbagai macam kondisi yang terjadi pada pasien, sehingga penting bagi pasien untuk memperiksakan dan melakukan konsultasi yang dalam kepada dokter sebelum memutuskan pilihan atas tindakan yang akan dilakukan.